Surat Surat Mandella Dari Penjara

Mandella Menjadi Presiden Afrika Selatan 1994 - 1999

Surat-surat yang ditulis oleh mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela selama 27 tahun meringkuk dalam penjara memperlihatkan penderitaan yang dirasakannya karena terpisah dari keluarga.

Cuplikan surat-surat yang akan dijual pada hari Selasa depan menunjukkan bahwa ia kecewa isteri dan anak-anaknya terus-menerus diganggu oleh pemerintah apartheid.

"Saya merasa sangat tersiksa," katanya kepada Winnie Mandela ketika ia disekap seorang diri dalam tahanan selama 18 bulan.

Melalui sepucuk surat kepada anak-anaknya, ia menulis: "Kalian mungkin akan lama hidup seperti anak yatim."

Banyak dari surat itu yang disalin oleh Mandela ke dalam buku tulis yang disita oleh pihak berwenang.

Surat-surat tersebut pada akhirnya dikembalikan kepadanya oleh seorang mantan polisi keamanan tahun 2004.

Surat-surat pribadi itu menunjukkan seorang suami dan ayah yang sedang berjuang untuk tetap mempersatukan keluarganya sementara ia sendiri tengah menghadapi tekanan politik dan emosional yang berat.

Tak ada hadiah Natal

“Sekarang tidak akan ada perayaan ulang tahun dan pesta-pesta Natal, tidak ada hadiah dan baju baru, tidak ada sepatu dan mainan”

Surat Nelson Mandela kepada anak-anaknya

Bulan Juni 1969, ia menulis kepada dua orang putrinya Zeni dan Zindzi, yang masing-masing berusia 9 dan 10 tahun, ketika dia dan ibu mereka meringkuk di penjara.

"Sekarang tidak akan ada perayaan ulang tahun dan pesta-pesta Natal, tidak ada hadiah dan baju baru, tidak ada sepatu dan mainan," tulisnya kepada mereka.

Pada tahun itu juga, ia tidak diizinkan menghadiri acara pemakaman Thembi, putra tertua dari dua anak laki-lakinya dari pernikahan pertama, yang tewas akibat kecelakaan lalu-lintas dalam usia 24 tahun.

"Ketika saya pertama diberitahu mengenai kematian putra saya itu, saya betul-betul terguncang dari ubun-ubun sampai ke ujung kaki," tulisnya.

Sepucuk surat kepada Winnie Mandela bulan Agustus 1970 menunjukkan kemarahannya melihat nasib yang menimpa keluarganya.

"Saya merasa sangat tersiksa, semua anggota badan saya, darah, daging, tulang dan jiwa saya, begitu tersiksa sehingga saya tidak berdaya sama sekali untuk menolongmu dalam penderitaan berat dan siksaan yang harus kamu alami," tulisnya.

Hubungan tegang

Surat-surat itu juga memperlihatkan hubungannya dengan Winnie Mandela. Tahun 1976 ia menulis bahwa persoalan utamanya adalah "tidur tanpa engkau disampingku, dan ketika bangun tanpa engkau berada di dekatku, melewatkan hari tanpa melihat dirimu,"

Pada waktu itu, Winnie Mandela secara aktif telah dijadikan simbol perjuangan Kongres Nasional Afrika melawan apartheid. Namun menjelang tahun 1980-an tindakan-tindakannya menjadi semakin kontroversial dan hubungannya dengan Nelson Mandela tampak kian tegang.

Tahun 1987 ia menulis kepada seorang kawan mengenai kemarahan Winnie ketika ia mengatakan kepada Winnie betapa bagusnya pertumbuhan dua putrinya menjadi dewasa: "Winnie mengingatkan kepada saya: 'Akulah, bukan kau, yang membesarkan anak-anak yang sekarang lebih kamu sukai daripada aku sendiri.' Saya sangat kaget," tulis Mandela.

Walaupun Winnie berjalan disamping Nelson Mandela ketika suaminya dibebaskan dari penjara tahun 1990, keduanya berpisah tahun 1992, lalu bercerai empat tahun kemudian.

http://www.bbc.co.uk/indonesia/